Masjidil Haram |
Dibanding ibadah Haji, ibadah Umroh memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut selain rukun ibadah juga menyangkut perbekalan selama perjalanan di sana. Seperti kita ketahui, ibadah Umroh adalah ibadah fisik. Setidaknya kita akan menjelajahi dua kota suci, yaitu Mekah dan Madinah.
Berikut
ini saya bagikan tips dan beberapa hal yang harus disiapkan dalam rangka
menjalani ibadah Umroh.
1.
Dokumen Perjalanan.
Dokumen
wajib bagi orang yang akan bepergian ke luar negeri adalah passport dan visa.
Passport adalah dokumen yang menunjukkan bukti kewarganegaraan kita. Dokumen
ini dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi. Proses pengurusan passport memakan waktu
sekitar dua minggu. Prosesnya dimulai dari pengajuan dokumen, wawancara,
pengambilan foto sampai akhirnya penerbitan passport. Selain passport, dokumen
wajib lainnya adalah visa. Visa merupakan ijin masuk ke sebuah Negara. Dokumen
ini diterbitkan oleh pemerintah Negara yang akan kita tuju melalui Kantor
Kedutaan Besarnya. Pengurusan visa untuk Umroh dilakukan oleh biro perjalanan
yang akan kita gunakan.
Dua
dokumen tersebut harus kita simpan dengan baik pada saat akan boarding dari
bandara Indonesia, pada saat masuk ke Negara Saudi Arabia, dan sebaliknya pada
saat pulang Umroh. Selama di Saudi
Arabia, dokumen tersebut biasanya disimpan oleh biro perjalanan dan baru akan
diberikan lagi saat di bandara Jeddah ketika kita akan pulang ke Indonesia.
Pihak
biro perjalanan akan memberikan name tag bertulis nama kita. Di name tag
tersebut juga tertulis nomor telepon biro perjalanan kita. Bawalah name tag
tersebut kemanapun kita pergi, baik ketika pergi berombongan maupun pergi
sendiri. Tujuannya agar ketika Anda tersesat kita bisa menelepon biro
perjalanan atau minta bantuan orang yang ada di sana untuk menuntun kita.
2.
Uang Saku.
Ini
pertanyaan klasik, berapa uang saku yang harus kita bawa ketika Umroh?
Jawabannya amat relatif. Sebagai gambaran, seluruh kebutuhan akomodasi,
transportasi dan konsumsi selama kita menjalani umroh sudah ditanggung oleh
biro perjalanan. So, kita tinggal memikirkan anggaran belanja oleh-oleh dan
beberapa pengeluaran ekstra, seperti untuk beramal sedekah dan sebagainya. Bulan
Mei 2014, saya beserta kedua orang tua melaksanakan Umroh selama 9 hari. Uang saku
saya saat itu 1.000 real atau sekitar 3 juta rupiah. Jumlah tersebut bagi kami
lebih dari cukup. Tukarkan rupiah Anda ke real di money changer Indonesia
karena harganya lebih murah dibandingkan dengan menukar di Saudi Arabia.
Toko-toko di Saudi Arabia juga menerima rupiah, namun tentu saja kursnya lebih
mahal.
3.
Pakaian.
Bawalah
pakaian secukupnya. Ingat, perjalanan Umroh lumayan panjang, setidaknya 9 hari.
Pada hari ketiga biasanya kita pindah kota, ke Mekkah atau sebaliknya ke Madinah,
sesuai jadwal ibadah. Di hotel kita bisa saja memakai jasa laundry, tapi
tarifnya lumayan mahal. Kita juga bisa mencuci sendiri pakaian tersebut dan
dijemur di kamar hotel, namun hal ini tidak saya sarankan. Selain mengganggu
kenyamanan kamar, jemuran tersebut lambat keringnya.
Bawalah
alas kaki yang tipis, bukan yang tebal dan berat. Alas kaki tersebut akan kita
lepas ketika masuk ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Siapkan kantong plastik
untuk mewadahi alas kaki tersebut. Jangan meninggalkan alas kaki di pintu
masjid, karena resiko hilang karena tertukar atau dibersihkan oleh petugas
kebersihan amat besar.
Jika
Umroh Anda dimulai dari kota Mekkah, maka Anda akan berganti pakaian Ihram di
atas pesawat udara. Pergantian busana ini biasanya dilakukan satu jam menjelang
pendaratan. Oleh karenanya, bawalah pakaian Ihram Anda ke kabin pesawat, jangan
dimasukkan ke dalam bagasi.
Lain
halnya jika Umroh Anda dimulai dari kota Madinah. Pakaian Ihram bisa dimasukkan
ke dalam bagasi pesawat, karena kita akan mengambil Miqot pada hari terakhir di
Madinah.
4.
Alat Komunikasi.
Alat
komunikasi tentu sangat vital. Ada dua pilihan menentukan simcard apa yang akan
kita gunakan selama di sana. Pertama dengan tetap menggunakan simcard
Indonesia. Jika kita memilih tetap menggunakan simcard Indonesia, pastikan
nomor tersebut telah terisi pulsa dalam jumlah yang cukup. Setiap operator
telepon seluler mempunyai paket komunikasi selama di Saudi Arabia. Silahkan
hubungi costumer service operator seluler Anda.
![]() |
Jamaah Madinah Iman Wisara bersiap melaksanakan Umroh dengan pakaian Ihram |
Pilihan ke dua adalah membeli simcard local.
Cara ini dirasa lebih hemat karena kita tidak terkena biaya roaming jika
berkomunikasi dengan sesama pengguna simcard lokal. Kerugiannya, nomor telepon
kita berganti sehingga ketika menelepon ke Indonesia, penerima telepon tidak
akan mengenali nomor kita. Aplikasi chatting berbasis nomor, seperti Whatsapps
juga akan mengalami perubahan.
5.
Kebutuhan Khusus.
Setiap
orang punya kebutuhan khusus yang berbeda-beda. Bagi Anda yang perokok seperti
saya, bawalah bekal rokok secukupnya. Jika sampai kehabisan rokok di sana, Anda
akan mengalami kesulitan. Di Mekkah, toko penjual rokok terletak di luar kota.
Di Madinah lebih susah lagi. Jikapun berhasil menemukan rokok di sana, harganya
amat mahal. Sebungkus rokok mild dijual dengan harga hampir 60 ribu rupiah.
Obat-obatan yang rutin Anda minum sebaiknya
juga dibawa dari Indonesia. Di Saudi Arabia memang mudah menemukan apotek,
namun belum tentu dosis obat di sana sesuai dengan kebutuhan Anda. Bawalah
minyak angin, antiseptik, analgetik dan antipiretik dari Indonesia.
6.
Fisik dan Mental.
Seperti
saya kemukakan di awal, Umroh adalah ibadah fisik. Persiapkan fisik Anda karena
akan menghadapi ritual yang cukup menguras tenaga. Rukun Umroh mensyaratkan Thawaf
dan Sa’i. Dua rukun tersebut memerlukan persiapan fisik yang matang.
Satu putaran Thawaf bisa mencapai 300
meter, artinya dalam satu kali Thawaf kita akan berjalan sejauh 2 kilometer. Seusai
Thawaf, kita akan langsung melakukan Sa’I, yaitu berjalan dan berlari-lari
kecil antara bukit Safa dan Marwah. Jarak antara Safa dan Marwah adalah 450
meter, sehingga kita harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer. Selain dua rukun
wajib tadi, kita juga masih harus berjalan kaki dari penginapan ke Masjidil Haram.
Jarak penginapan ke Masjidil Haram amat beragam, tergantung harga yang kita
bayar. Paling dekat tentu saja yang menginap di Zamzam Tower.
Last
but not least, persiapkan mental Anda.
Ingat, ini adalah perjalanan ibadah, bukan tamasya. Hindarkan
perbuatan-perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah, seperti riya’, sombong,
kikir dan yang kalah penting adalah nafsu narsis. Berfoto di Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi memang tidak dilarang, namun alangkah baiknya jika kita tetap
khusuk beribadah, bukan sibuk selfie di sana.
Demikian yang bisa saya
bagi, selamat beribadah.
1 comment:
travel umroh subang
Post a Comment