Asbak Tabung
Asbak tabung dari bahan stainless steel yang terletak di dekat
ujung tangga lantai dua KPP. Pratama A menggodaku untuk mampir sejenak. Orang
nomor dua di Direktorat Jenderal Pajak sedang memberikan pengarahan di Ruang
Rapat kantor tersebut. Tugasku tentu saja mendokumentasikan kegiatan tersebut.
Beberapa jepretan kamera rasanya cukup, tinggal menunggu momen penutupan. Alat
prekam suara juga sudah kupasang di depan pembicara, karena kualitas tata suara
di ruang rapat kantor ini tidak begitu bagus. Tujuanku keluar ruang rapat sebenarnya hanya
ingin ke toilet. Apa daya, asbak dan rasa asam di mulut menggodaku untuk
berhenti sejenak. Sebenarnya aku ragu apakah aku boleh merokok di sini,
mengingat ini adalah ruangan berpendingin udara. Sekumpulan puntung rokok di
asbak tersebut membuat keraguanku sirna. Di luar kota Jakarta aturan larangan
merokok di dalam gedung memang masih longgar. Bahkan di lingkungan Rumah Sakit
pun orang masih bebas merokok.
Belum habis sebatang rokok kuhisap
ketika seseorang yang kutaksir adalah pesuruh kantor ini naik ke lantai dua,
mengantar seorang tamu ke Seksi Ekstensifikasi yang letaknya persis di depanku.
Yang dia antar adalah ibu-ibu separuh baya, mengenakan seragam Pemda setempat,
berkerudung merah bata. Tak lama berselang tamu itu keluar dan berdiri di
dekatku.
"Mau
ketemu siapa bu?”, tanyaku menyapa.
"Ini
pak, mau daftar NPWP kolektif, tapi harus menunggu. Petugasnya sedang
istirahat," jawab itu itu dengan muka masam.
Aku terhenyak, ku lirik jam tanganku
menunjukkan pukul 14.45 WIB. Waktu istirahat sudah berakhir hampir dua jam yang
lalu. Aku dilanda kebimbangan, meneruskan isapan rokokku, kembali ke ruang
rapat atau membantu ibu itu.
Sejurus kemudian ruang Seksi
Ekstensifikasi itu aku masuki. Lengang, hanya ada seorang pria memakai baju
bebas tampak sedang meneliti selembar print out.
"Maaf
mas, Sampeyan pegawai sini," tanyaku.
"Bukan
pak, saya hanya bantu-bantu di sini," jawabnya.
"Kemana
para pegawainya? Itu ada yang mau daftar NPWP kok nggak dilayani,"
cecarku.
Kadang
statusku sebagai orang Kantor Pusat menambah rasa percaya diri ketika
menghadapi "orang daerah".
"Eh...iya
pak, petugasnya sedang istirahat," jawabnya setengah tergagap.
"Istirahat?
Ini jam berapa mas?" tanyaku kian sengit. "Istirahat apa ikut
pengarahan di ruang rapat?" tanyaku meyakinkan.
"Saya
kurang tahu, pak. Mungkin ikut rapat", jawabnya seakan menyerah dengan
interogasiku.
Tanpa kusadari tamu tadi rupanya
menguntitku. Dia berdiri di belakangku, ikut mendengarkan obrolanku barusan.
Aku baru saja memutuskan untuk kembali
ke ruang rapat ketika sesosok tamu lain datang menghampiriku. Seorang pria,
berusia 40-an tahun tampak menenteng selembar map. Tanpa ragu dia menyapaku.
“Pak,
saya mau ketemu petugas penagihan pajak”.
Dia menyerahkan map yang dibawanya
kepadaku. Aku agak ragu menerima map tersebut. Rupanya tamu itu menangkap
keraguanku. Segera diambil kembali map itu, dibukanya dan dikeluarkan isinya,
sepucuk surat.
“Ini pak, saya mendapat panggilan ke
sini. Harusnya saya datang hari Rabu lalu, tapi baru bisa datang hari ini
karena saya baru pulang dari luar kota, pak”, ujarnya menerangkan.
Kini aku tak ragu menerima surat itu.
Perihalnya singkat, Konfirmasi Tunggakan Pajak tahun 2011. Isinya adalah daftar
Surat Ketetapan Pajak atas nama sebuah perusahaan, nominalnya ratusan juta. Aku
baru sadar bahwa ruangan Seksi Ekstensifikasi ini letaknya berdampingan dengan
ruangan Seksi Penagihan. Hanya disekat papan partisi setinggi 60 cm. Kusapukan
pandangan ke ruangan tersebut, tidak ada satu pegawai pun yang siaga di
ruangan.
Aku berpikir cepat, selembar kertas
kosong yang kusobek dari notes yang selalu kusiapkan di tas kamera segera
tertoreh tinta. Kertas itu lantas kuserahkan secara diam-diam ke Kepala Kantor
yang sedang duduk di samping orang nomor dua institusi ini. Kuperhatikan
dahinya mengerenyit. Dia segera menyerahkan selembar kertas tersebut ke
staffnya yang duduk di seberangnya. Staff itu kulihat meneruskan kertas
tersebut ke bawahannya yang juga ada di ruang rapat itu. Bergegas bawahan
tersebut keluar ruangan.
Pukul 16.00 pengarahan berakhir. Aku
sempatkan melirik ke ruang Seksi Ekstensifikasi tempat tamu tadi berada. Dia
sedang diterima oleh staff yang membawa selembar kertas tadi.
Rapat itu purna dengan sempurna...
2 comments:
Yang eksten sedang verlap
yang penagihan lagi blokir rekening WP ke bank & ngirim surat paksa
Hahaha... enggak, mas/mbak.... mereka sedang ikut Rapat Pembinaan...
Post a Comment