Thursday, December 18, 2014

Menyetir Mobil Matic

httpihargamobil.comwp-contentuploads201405cara-mengendarai-mobil-matic.jpg
Dewasa ini  mobil matic makin digemari. Kenapa demikian? Karena matic menjanjikan kemudahan, kesederhanaan, keamanan, dan yang paling penting kenyamanan. Hal ini bertolak belakang dengan anggapan masyarakat sebelum tahun 2000-an. Waktu itu mobil matic dianggap ribet, lelet, dan mahal perawatannya.
Meski memiliki segudang kelebihan, tak berarti kita bisa serampangan memakai mobil matic. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kelebihan tersebut mampu dipertahankan dalam waktu lama.
Berikut ini penulis sajikan hal-hal yang harus diketahui ketika mengemudikan mobil matic.
1.   Perhatikan posisi tuas ketika akan menghidupkan mesin mobil. 
 Berbeda dengan mobil manual, mobil matic tak bisa dihidupkan mesinnya ketika tuas persneling posisinya tidak Netral (N) atau Parking (P). Beberapa merk mobil bahkan mensyaratkan posisi tuas persneling di P. Jangan sampai Anda mengira mobil Anda mogok, padahal yang terjadi hanyalah salah posisi tuas perseneling.
2.   Tekan rem saat memasukkan memindahkan tuas persneling.
Hal ini untuk mencegah gerakan mobil maju atau mundur secara tak sengaja. Ingat, begitu tuas persneling digeser ke D atau R (Reverse), maka tenaga mesin sudah dipindahkan oleh transmisi ke roda mobil. Ini yang membedakan mobil manual dengan mobil matic. Pada mobil manual, ketika tuas persneling dimasukkan ke gigi manapun, tenaga mesin belum berpindah ke roda penggerak sampai pedal kopling kita lepaskan.
3.   Arti huruf / angka dalam persneling matic.
Mobil matic tak berarti serba otomatis. Ada hal-hal yang harus kita kendalikan juga sehingga penggunaannya optimal. Di pangkal tuas perseneling terdapat deretan huruf yang pada umumnya terdiri atas : P, R, D, 2, 1, L. Masing-masing huruf tersebut menggambarkan maksud dan tujuan tertentu, yaitu:
  1. Huruf P (Parking). Pada posisi ini tenaga gerak mobil tidak tersalur ke roda. Roda penggerak dikunci oleh transmisi, sehingga tidak bisa didorong. Gunakan posisi ini ketika Anda memarkir mobil dalam posisi serie dan mesin dalam kondisi mati. Ingar, jangan sekali-kali memindahkan tuas persneling ke posisi P ketika mobil sedang berjalan, karena hal itu akan merusak transmisi. Produsen mobil sudah mendesain perpindahan posisi tuas persneling untuk menghindari kesalahan yang tak disengaja. Ada dua metode pencegahan, dengan membuat alur yang berbelok dan dengan menyediakan tombol shift.
  2. Huruf R (Reverse). Sama seperti mobil manual, fungsi huruf ini untuk menjalankan kendaraan secara terbalik atau mundur. Seperti halnya huruf "P", jangan sekali-kali memindahkan tuas persneling ke huruf "R" ketika mobil sedang melaju. Selain itu, ketika mau memundurkan mobil, tunggulah mobil dalam posisi benar-benar berhenti sebelum memindahkan tuas ke "P". Hal ini untuk memperpanjang masa pakai transmisi mobil.
  3. Huruf N (Neutral). Posisi netral adalah saat dimana tenaga gerak mesin tidak dipindahkan ke roda penggerak. Gunakan posisi ini ketika berhenti di lampu merah atau di kemacetan. Gunakan posisi ini berbarengan dengan pengaktifan rem tangan/kaki. Hal itu untuk mencegah gerakan mobil yang tak dikehendaki.
  4. Huruf D (Drive). Posisi ini digunakan ketika kita berkendara  pada kondisi normal, baik di jalan dalam kota maupun luar kota.
  5. Angka 2. Posisi ada angka 2 berarti persneling dikunci pada gigi 2 (dua). Hal ini diperlukan ketika mobil dikendarai pada tanjakan atau turunan panjang dan tajam untuk memberika efek engine break. Posisi ini juga berguna ketika kendaraan kita menderek kendaraan lain, melewati jalan berlumpur atau genangan air.
  6. Angka 1 atau huruf L. Mirip pada posisi angka 2 (dua), posisi angka 1 digunakan untuk menyalurkan tenaga maksimal, karena persneling dikunci pada gigi 1.
Selain huruf dan angka, di mobil matic ada istilah overdrive (OD). Overdrive adalah kondisi dimana mobil dapat dikendarai sampai gigi tertinggi, misal gigi 4 (empat). Ketika OD di non aktifkan (OD Off), maka mobil hanya bisa dikendarai sampai satu gigi di bawah gigi tertinggi, misal sampai gigi 3 (tiga). Disamping itu, proses perpindahan gigi dari gigi rendah ke gig yang lebih tinggi mensyaratkan putaran mesin (RPM) yang lebih tinggi. Fasilitas ini digunakan pada kondisi jalan menanjak panjang, untuk memberikan tambahan tenaga, menyalip mobil lain, dan pada jalan menurun untuk memberikan efek engine break.
Demikian sekilas hal-hal yang bisa penulis bagi, semoga bermanfaat.

No comments: