Tulisan ini adalah copas dari omongan saya ke istri dan kedua anak
lewat group WA yang anggotanya terdiri dari kami berempat. Omongan ini saya
sampaikan awal Juli 2015, ketika anak sulung saya minta ganti HP.
·
Pertama2 bapak mau ngomong ke kalian, istri n anak tercintaku,
soal sedikit keadaan negeri ini.
·
Perekonomian negeri ini sedang sulit. Negara Yunani bahkan telah
ambruk karena nggak kuat bayar utang ke IMF. Kondisi tsb dampaknya bisa saja
menjalar ke negara kita.
·
Itu mmg konsekuensi logis dr perekonomian dunia yg tak kenal batas
negara.
·
Apa resikonya buat keluarga kita? Resikonya adalah target pajak
nggak tercapai sehingga tahun depan penghasilan bapak akan dipotong sekian
persen setiap bulannya.
·
Ini mmg konsekuensi karena kami tak bisa memenuhi target ke
negara.
·
Abiyyu n Abyan.... Hari- hari yang kalian songsong akan jauh lebih
sulit dan keras dibanding yang kami, bapak mamamu, hadapi dulu.
·
Kalian nanti akan bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri
karena adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), dimana nanti semua sektor bisa
dimasuki orang asing.
·
Oleh karenanya kalian harus punya bekal yang cukup untuk bersaing
dengan mereka.
·
Apa bekalnya? Hanya 2 kepandaian dan budi pekerti. Bapak dan mama
bukan orang kaya yang bs mewariskan segudang harta buat kalian.
·
Yang bisa kami berikan hanyalah dorongan semangat dan dukungan
atas apapun cita2 kalian. Intinya setinggi apapun sekolah kalian pasti kami
dukung.
·
Itulah kenapa bapak dan mama tak pelit ketika menyangkut urusan
sekolah dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilan kalian.
·
Itulah kenapa kita panggil guru bhs inggris ke rumah dengan
bayaran 8 juta, biar kalian pintar.
·
Itulah knp kami belikan kalian alat musik biar otak kalian
seimbang kiri dan kanan.
·
Itulah knp kalian bapak ajak latihan tennis biar fisik kita bugar.
·
Prinsip kami adalah kalian harus siap fisik dan mental menghadapi
perubahan jaman, dengan bekal ilmu dan akhlak.
·
Bukan dengan modal penampilan atau gaya hidup.
·
Itulah kenapa bapak cuma punya sepatu kerja 2 pasang.
·
Itulah kenapa kita membeli mobil bekas, bukan maksain beli mobil
baru.
·
Itulah kenapa bapak nanem sayur; biar ketika kepepet bisa
dijadikan lauk
·
Itulah kenapa bapak selalu ingatkan untuk matiin lampu kamar
mandi, karena listrik makin mahal dan pemborosan.
·
Itulah kenapa dari dulu bapak beli handphone yang sewajarnya;
bukan yang semewahnya,
·
Karena prinsip kita adalah belilah barang sesuai kebutuhanmu,
bukan sesuai keinginanmu.
·
Itulah kenapa di rumah ada selimut beli bekas, karena kita lebih
mengutamakan utilitas daripada sekedar gegayaan.
·
Anak2ku...
·
Ketika bapak melarang kalian atau memerintah kalian, bukan berarti
bapak n mama nggak sayang sama kalian, bukan berarti kami tega dengan kalian.
·
Karena suatu saat nanti kalian akan menghadapi semua ini tanpa
bapak n mamamu lagi.
·
Yang kami lakukan adalah mendidik kalian, karena kami akan
disalahkan Allah jika tidak mendidik kalian dengan kebaikan.
·
Karena kalian adalah titipanNya.
·
So, kakak...
·
Bukan berarti bapak nggak sayang sama kakak
·
Bukan berarti bapak tega sama kakak
·
Bukan berarti bapak mbeda2in perasaan ke kakak n adek.
·
Semata2 berdasar pada hal2:
1.
Belilah barang sesuai kebutuhan; bukan keinginan
2.
Handphone yang baik adalah handphone yang optimal, bukan handphone
yang mahal,
3.
Situasi ke depan tak ada yang tahu. Menabung adalah cara terbaik
menyikapi kondisi saat ini.
Bandung, 5 Januari 2016