Pita dan Solder
Satu
dari beberapa Kisah awal Meniti Karir di KPP Baturaja
Ruangan
berukuran 3x3 meter itu sebenarnya adalah gudang Seksi PPN Kantor Pelayanan
Pajak Baturaja, tempat menyimpan berkas SPT Wajib Pajak. Tapi sejak sebulan
yang lalu bertambah fungsi menjadi ruang ketik. Seperangkat komputer merk Acer
486 dx dan printer Epson LQ 1170 menghuni ruang itu. Seperti gudang lainnya di
kantor ini, gudang tersebut juga sudah bolong plafonnya di sana sini. Kalau malam tikus dengan leluasa
menjadikannya arena bermain.
Pagi
itu, September 1997, aku langsung dihadapkan pada tugas rutin, mengetik surat
konfirmasi faktur pajak. Di depan meja kerjaku sudah menunggu seorang tamu, Pak
Sukimin. Dia adalah Wajib Pajak perseorangan, seorang pemilik mobil angkot yang
sedang mengurus restitusi PPn. BM mobil angkotnya. Seharusnya surat konfirmasi
ini dikirim lewat pos dinas kantorku. Tapi entah kenapa, bagian Tata Usaha
bilang tidak ada anggaran untuk pengiriman surat konfirmasi. Jadilah Wajib
Pajak yang mengirim sendiri surat itu.
Aku
terhenyak, komputer sudah hidup tapi cursor
mouse tidak bereaksi. Aku panik,
segera kuperiksa kabel mouse
tersebut. Ternyata penyebabnya ada di sana, di pangkal soket mouse kabelnya putus digigit tikus. Aku
bereaksi cepat, pamit ke Pak Sukimin yang sedari tadi sudah duduk di ruang tamu
seksi PPN menunggu cetakan surat tersebut untuk dia bawa ke dealer mobil. Kebetulan pita printer dot matrix itu juga habis dan masih menunggu bagian Rumah Tangga
membelikannya. Aku menyambar dua pita mesin ketik manual merk Daito. Sesuatu
harus kukerjakan.
Tempat
servis elektornik itu menempati deretan ruko tua di sudut Jalan Akmal, Baturaja
Sumatera Selatan. Mekaniknya hanya satu, sekaligus pemilik itu, Mang Abur.
Ketika aku turun dari sepeda motor dinas Yamaha L2Super Tahun 1991, Mang Abur
sedang menyolder PCB pesawat televisi tua. Aku berucap salam sambil menarik
bangku kosong ke arah Mang Abur.
“Mang,
biso nyolder kabel ini idak?” tanyaku tak menuggu lama.
“Kabel
apo, dik?” tanya mang Abur sambil memelorotkan kaca mata plusnya yang sudah aus
framenya.
“Ini
mang, kabel mouse. Putus digigit tikus,” ujar ku sambil menyodorkan mouse merk
Logitec yang masih berteknologi track
ball.
“Ooo…bisaaaa…
sinikan barang tu.. tunggu bae, nggak lama kok,” kata mang Abur sambil
mengambil mouse dari genggamanku.
Lelaki
tua itu lantas tenggelam dalam kesibukannya, mengurai kabel mouse. Ada 3 kabel kecil berwarna biru, kuning
dan merah. Ketiganya putus total. Dengan teliti dia menyambung satu persatu.
Memang benar, hanya perlu waktu sekitar 10 menit untuk menyambung kabel rumit
itu.
“Nah,
sudah ni… Insya Allah sudah beres,” katanya sambil menyerahkan mouse itu ke
aku.
“Berapo
mang?” tanyaku sambil menarik dompet dari saku celana.
”Lima
ribu, dik,” jawab mas Abur singkat.
Aku
sedikit terhenyak. Di dompetku tinggal tersisa dua lembar uang lima ribuan,
sementara masih ada satu lagi perbaikan yang harus kulakukan.
Segera
kuarahkan sepeda motor dinasku ke arah kantor. Sejurus sebelum sampai kantrr,
aku membelokkan motor ke Uda Mie Rebus, penjual mie rebus sekaligus penjahit
asal Pariaman. Orang-orang kantor pajak memanggilnya Uda mie Rebus, sesuai
profesinya, tanpa peduli siapa nama sebenarnya.
“Ngapo
To?” sambut uda sambil tetap mengayuh mesin jahitnya.
“Ini
Da, mau minta tolong sambungin pita mesin ketik ini dong,” ujarku sambil mengeluarkan
dua gulung pita mesin ketik merk Daito.
“Mau
disambung gimana pita ini, To?” tanya uda setengah keheranan.
“Gini
Da, aku mau njadiin pita ini jadi pita printer. Jadi harus disambung biar bisa
muter terus dan nggak putus,” terangku.
“Ooo,
ya sudah. Aku lem pake lem kain yeee,” jawab uda mie Rebus.
“Lajulah
da, yang penting bagus,” kataku mengiyakan sambil menenggak teh botol yang
tersedia di atas meja.
Sama
seperti tadi, pekerjaan ini juga tidak memakan waktu lama. Seperempat jam
kemudian pita mesin ketik itu sudah menjelma menjadi pita printer dot matrix. Pekerjaan singkat berbiaya tiga lembar uang
ribuan.
Aku
bergegas menghidupkan motor. Di kantor Pak Sukimin masih menunggu surat itu.
Pekerjaanku sebagai verifikator di Seksi PPN dan PTLL terpaksa terhenti karena
kabel mouse putus dan pita printer Epson LQ 1170 satu-satunya di
kantor ini bermasalah.
2 comments:
cakep kisahnya....gak bisa membayangkan tahun 1997 yo met...hehehehe
Iyo Diet....seru wis..
Post a Comment